Uang itu digunakan untuk membayar jasa perawatan wajah dan produk penghilang keriput, termasuk krim dan berbagai perawatan agar terlihat cantik dan awet muda. Jumlah ini melebihi rata-rata perawatan kecantikan sebesar £20 ribu setara Rp 275 juta.
Meskipun telah merogoh kocek dalam-dalam untuk melenyapkan garis-garis halus, 45 persen wanita tetap merasa tidak puas dengan hasil perawatan anti-penuaan rutin mereka. Sementara itu, hanya segelintir kaum hawa yang menyatakan siap menjadi tua dan menjalani proses penuaan tanpa pengobatan.
Hasil tersebut didasarkan jajak pendapat terhadap 3.000 wanita di Inggris oleh klinik bedah kosmetik Transform. Jajak pendapat ini juga menemukan, dua dari lima wanita menghabiskan antara £30-£50 sekitar Rp 415-688 ribu per bulan untuk membeli produk anti penuaan.
Jika digabungkan, total biaya perawatan kecantikan di Inggris setiap tahunnya mencapai sekitar £18,6 miliar. Hampir seperlima dari anggaran kesehatan nasional.
Menurut para peneliti, wanita yang tinggal di pinggiran kota dan desa cenderung merasa bahagia melewati proses penuaan. Sementara, mereka yang tinggal kota besar cenderung tak rela melihat kulitnya berkeriput dan tua. Sepertiga dari responden mengatakan takut tua dan melakukan hal yang dapat menyingkirkan proses penuaan.
Dan satu dari lima peserta jajak pendapat mengaku malu jika masa tua seperti ibu mereka. Tak heran, mereka rela mengeluarkan banyak uang guna mempertahankan penampilan mudanya.
Juru bicara Transform, Shami Thomas mengatakan, "Penelitian menunjukkan mayoritas anak perempuan dekat dengan ibu mereka. Saat mencapai masa dewasa, mereka khawatir mengalami proses penuaan yang sama persis dengan ibu mereka."
"Ibu dapat dilihat sebagai cerminan masa tua. Terbukti secara ilmiah, wanita mengalami penuaan dengan cara yang sama seperti ibu mereka. Saat kulit mulai keriput dan mata kehilangan elastisitas. " (eh)[VIVAnews]
0 komentar:
Posting Komentar