ilustrasi |
Sang bapak yang merantau ke Malaysia sudah lima tahun tak memberi nafkah bagi istri dan delapan anaknya. Diduga, kondisi itu yang menjadi pemicu timbulnya perilaku seks menyimpang dari adat dan agama ini.
Semula, Rani (40 tahun) membantah kecurigaan para tetangganya. Namun, perut Rani yang terus bertambah buncit membuatnya tak bisa menyembunyikan aib keluarga. Rani semula beralasan dirinya diperkosa seorang pemuda desa. Karena telah membuat aib terhadap diri dan keluarganya, Rani mengaku membunuh sang lelaki dan menimbunnya di tengah sawah. Namun, alasan Rani tak segera meredakan kecurigaan warga dan para tetangganya.
Takut diseret ke kantor polisi karena alasan membunuh seseorang, ibu delapan anak ini kembali membuat alasan baru. Rani mengaku dirinya telah dihamili seorang pria asal Kabupaten Endrekang, Sulawesi Selatan. Saat itu Rani pun mengaku diperkosa saat bekerja sebagai buruh panen padi di Enrekang.
Warga dan aparat pemerintah desa setempat pun mendesak Rani agar pria yang telah menghamili dirinya bertanggung jawab atas janin dalam kandugannya. Alhasil, beberapa minggu kemudian Rani datang bersama seorang pria yang diklaim sebagai ayah dari anak di dalam kandungannya. Ini ditunjukkan dengan surat nikah dari KUA Enrekang lengkap dengan foto keduanya. Kecurigaan warga pun redah ketika itu.
Setelah sempat mereda lebih dari lima bulan, warga dan para tetangga Rani kembali menaruh curiga. Ini bermula dari pengakuan salah seorang anak korban yang masih berumur empat tahun. Anak korban bercerita kepada sanak tetangga jika ibunya dan Emang, kakak sulungnya, sudah lama tidur sekamar.
Cerita miring ini kembali menjadi gosip para tetangga dan warga sekampungnya. Sejumlah warga pun mendesak aparat dusun dan desa setempat untuk mengklarifikasi kabar tak sedap itu.
Setelah lama diinterogasi aparat desa secara beruntun, Rani akhinrya mengakui jika janin berumur tujuh bulan dalam kandungannya adalah perbuatan Emang, anak sulungnya. Pengakuan itu tak hanya membuat geger para tetangga. Aparat desa setempat pun seolah disambar petir mendengar penuturan Rani.
Cerita ini dituturkan kepala desa dusun setempat, Sulaeman, Rabu (28/4/2011), yang mengaku sempat panik lantaran membayangkan risiko perbuatan ibu dan anak ini kelak setelah cerita pengakuan ini tersebar luas. "Saya dan aparat desa lainnya pun bingung mencari solusinya. Ini bukan persoalan anak muda menghamili pacarnya, solusinya sederhana, tapi ini anak menghamili sang ibu," ujar Sulaeman. Penuturan mengejutkan juga diakui Emang, anak sulung yang selama ini bekerja sebagai buruh bangunan yang menopang kehidupan keluarganya.
Saat aparat desa sedang bermusyawarah mencari solusi untuk pasangan tak resmi ini, tiba-tiba Rani dan Emang menghilang dari rumah dan kampung halamannya. Rani menghilang Jumat petang lalu, sedangkan Emang meninggalkan rumah dan adik-adiknya sejak Sabtu pagi. Tujuh anak Rani yang rata-rata masih kecil kini tinggal terpencar di sejumlah sanak keluarganya yang bersedia menampungnya.
Kepala desa menduga Rani dan Emang panik dan cemas lantaran takut jadi sasaran amuk warga dan sanak tetangga yang merasa ulah keduanya telah mencemari kampung halaman mereka. Meski demikian, pengakuan Rani ini belum tentu benar. Sekalipun putra sulungnya telah mengaku, bukan tidak mungkin penyangkalan itu dilakukan Rani sama seperti dua kasus sebelumnya.
http://www.ngobrolaja.com/showthread.php?t=192578
osserem 05 May, 2011--
0 komentar:
Posting Komentar